Tidak ada perdebatan lagi jika “data” adalah salah satu aset paling berharga untuk bisnis saat ini. Banyak organisasi membangun seluruh model bisnisnya berbasiskan data atau data-driven untuk terus bertahan dan berinovasi di era disrupsi digital dan teknologi , beberapa organisasi juga masih terus mengembangkan strategi data analytics mereka untuk terus menangkap, menyimpan, dan menganalisisa data dalam jumlah besar guna menyusun pola konklusif, menangkap wawasan, memprediksi hasil bisnis, melacak perilaku konsumen, atau meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Selain itu, riset dari Gartner telah menemukan bahwa bisnis semakin memilih pengambilan keputusan berbasis data daripada pengambilan keputusan berbasis intuisi, yang mungkin menjelaskan mengapa pasar analitik data terus mengalami pertumbuhan pada compound annual growth rate (CAGR) atau rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan suatu investasi dalam jangka waktu tertentu lebih dari satu tahun, yang kenaikannya hampir 30%.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, mari kita lihat lima tren makro yang kemungkinan besar akan membentuk analitik data pada tahun 2023.
1.Data Analytics akan semakin menjadi fokus budaya Perusahaan, terdemokratisasi, dan tersistem.
Analitik dan business intelligence (BI) sudah ada di mana-mana di semua sektor bisnis.Permintaan akan data-driven insight di semua unit bisnis ini akan terus menantang para pemimpin analitik untuk memenuhi permintaan dan tim tech mereka yang akan membangun sistem dalam pengembangan tersebut.
2.Data Analytics membuat lebih banyak bisnis akan mengoperasionalkan AI.
Teknologi AI dan pembelajaran mesin (ML) akan memungkinkan bisnis menganalisis data tidak terstruktur ini dengan cara yang lebih cerdas dan lebih cepat. Teknologi ini juga akan menemukan pola dan tren dalam data terstruktur yang tidak mudah terlihat.
3.Data Analytics akan terus memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih adaptif dan real-time.
Manfaat dasar dari analitik yang adaptif adalah bahwa organisasi akan dapat membuat keputusan berdasarkan data secara real-time dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sistem itu sendiri tidak boleh ketinggalan zaman atau kedaluwarsa.
4.Data Analytics akan terus berkembang hingga batas maksimal.
Volume data yang sangat besar menyebabkan tekanan besar pada model komputasi tradisional di mana semuanya dikontrol dan dianalisis secara terpusat. Akibatnya, organisasi tertarik pada model komputasi yang lebih terdesentralisasi (a.k.a. edge computing) di mana analitik, AI, dan kecerdasan keputusan dibangun ke dalam edge applications.
5.Metadata-driven data fabric akan terus meningkat.
Data fabric membantu organisasi memproses dan menganalisis data dari sistem yang berbeda secara fisik atau logis di bawah kumpulan objek yang terpadu seperti on-premises, multiple cloud, media sosial, perangkat IoT, aplikasi seluler, dll. Dengan memperkaya data fabric dengan metadata, analis dapat memperoleh pemahaman data yang lebih dalam dan bermakna.
Kesimpulan
Data memang sudah menjadi the new oil di abad 21 ini, namun untuk bisa semakin diandalkan organisasi membutuhkan mesin yang powerful untuk mengekstraksi, menyempurnakan, dan memanfaatkannya secara efisien. Organisasi yang membangun fondasi analitik serta budaya dan kompetensi analitik yang kuat tentunya akan mampu berinovasi dan mengambil keputusan dengan lebih bijak.
Untuk informasi seputar optimasi data analytics, budaya data dan business intelligence tool kami, hubungi dan kunjungi laman website serta social media Cybertrend.
Cybertrend adalah IT Consulting yang fokus memajukan pengoptimalan bisnis melalui solusi analisis dan visualisasi data dan inovasi produk berbasiskan artificial intelligence dan machine learning seperti CtrendMax & CtrendVision. Kontak kami untuk mengetahui solusi-solusi layanan dan produk kami melalui email di page contact atau WhatsApp bisnis Cybetrend.
Sumber : Forbes